Pages

Kamis, 10 Februari 2011

MENAKLUKKAN MAKANAN HOROR DAN MENYERAMKAN

Oleh: Rika Januarita Haryati

Dari kecil hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP), aku terbiasa dengan makanan sehat dan lumayan bergizi. Aku terbiasa makan di rumah. Karena aku memang tidak terlalu suka jajanan luar. Saat memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA), aku merantau ke kota Palembang. Otomatis aku tidak lagi tinggal dengan keluargaku. Aku memang tinggal di rumah tanteku tapi beliau sering tidak berada di rumah karena kesibukannya bekerja di Pekan Baru, Riau. Maka tinggalah aku sendiri menempati rumah besar mereka.

Karena hidup sendirian, aku suka makanan praktis. aku sangat malas untuk memasak makanan. Maka, aku mempersiapkan snack yang banyak mengandung Monosodium Glutamat (MSG). aku pun tak pernah ketinggalan untuk menyimpan berbagai macam mie instant dengan segala macam rasa. Hamper setiap hari aku hanya makan mie. Sarapan, makan siang,dan makan malam dengan menu utama mie. Selama beberpa hari bertahan seperti itu. Sampai akhirnya aku muntah dan sakit lumayan parah sehingga tidak bias masuk sekolah.

Dari kejadian tersebut, aku baru tahu bahwa mie itu dapat membahayakan kesehatan jika dimakan terus menerus. Menurut dokter, Bagaimanapun mie instan tidak bisa menggantikan makan penuh (wholesome food) dan hanya bisa di jadikan makanan bantu sementara (selingan) dan tidak boleh di konsumsi secara terus menerus karena berakibat sangat buruk bagi kesehatan yaitu memacu timbulnya kanker. Hal itu disebabkan kandungan zat (campuran dalam pembuatan) mie instan, yaitu zat lilin yang berfungsi agar mie instan tidak lengket saat dimasak.

Bahkan temanku yang seorang dokter mengatakan untuk berhati-hati dalam mengkonsumsi mie instan jika memiliki maag atau hipertensi. Karena, mie instan memiliki kandungan natrium yang tinggi. Natrium yang terkandung dalam mie instan berasal dari garam (NaCl) dan bahan pengembangnya. Bahan pengembang yang umum digunakan adalah natrium tripolifosfat, mencapai 1% dari bobot total mie instan per takaran saji.

Bagi penderita maag, kandungan natrium yang tinggi akan menetralkan lambung, sehingga lambung akan mensekresi asam yang lebih banyak untuk mencerna makanan. Keadaan asam lambung yang tinggi akan berakibat pada pengikisan dinding lambung dan menyebabkan rasa perih. Sedangkan bagi penderita hipertensi, natrium akan meningkatkan tekanan darah karena ketidakseimbangan antara natrium dan kalium (Na dan K) di dalam darah dan jaringan.

Hal diatas juga diaminkan oleh seorang ahli gizi klinik, Juniarta Alidjaja. Menurut beliau, orang yang kebanyakan makan mie instan tanpa diimbangi makanan berserat berpotensi mengalami gangguan kesehatan. Hal ini karena mie mengandung karbohidrat sederhana, lemak, dan kadar natrium tinggi. Misalnya obesitas, kenaikan kadar gula darah, kenaikan tensi tubuh dan lain-lain.

Sekarang aku jadi lebih paham mengapa aku mudah merasa lapar dan lambung terasa perih. Dan ternyata, tubuhku selalu bereaksi berlebihan jika aku makan mie instan. Perutku terasa perih berkepanjang setelah beberapa menit selesai makan mie. Kepalaku terasa pusing. Setelah makan, bukannya sehat bertenaga malah menjadi sakit. Mungkin inilah makanan horor yang menyeramkan, karena dapat membunuh dengan diam-diam.

Maka aku berjanji untuk tidak lagi makan mie instan. Kecuali jika itu mie sehat buatan sendiri. Atau mie yang diolah sedemikian rupa sehingga kandungan zat berbahayanya luntur. Misalnya dengan membuang air rebusan mie yang pertama, lalu mengganti airnya dengan yang baru. Serta tidak memasukkan ataupun menggunakan bumbu yang telah disediakan disetiap kemasannya. Jika ingin sedap, harus meracik bumbunya sendiri dengan bumbu dapur alami. Cara ini memang sangat merepotkan, tapi jauh lebih sehat.

Maka, sekarang aku sangat jarang sekali makan mie instan. Bahkan tidak pernah lagi semenjak beredar jualan mie sehat yang terbuat dari wortel, labu parang dan ubi jalar. Mie sehat tersebut setelah diuji ternyata tidak mengandung bahan pengawet, pewarna, pengembang dan MSG sehingga aman dan baik untuk kesehatan. Setelah aku makan, ternyata benar-benar sehat. Aku tidak lagi merasakan sakit perut dan pusing kepala. Tapi harganya memang jauh lebih mahal. Mungkin empat kali lipat lebih mahal. Makanya, walaupun mie sehat, aku tidak bisa juga untuk sering-sering memakannya. Maklum, dompetku masih tipis.

tulisan ini diikutkan dalan kontes Aku Ingin Sehat.
lihat link : http://try2bcoolnsmart.wordpress.com/2011/01/17/kontes-aku-ingin-sehat/

2 komentar:

  1. wah mie sehat ya. ya memang tidak pake msg dan rasanya pun tak kalah dengan mie mie yang lain

    BalasHapus
  2. saya sendiri malah belum bisa mengurangi konsumsi mie instan, terpaksa keadaan, maklum anak kos.....

    BalasHapus

anak hujan

anak hujan
ceria dibawah sentuhan manis sang hujan