Pages

Sabtu, 20 September 2014

YANG BAIK TAKKAN TERBUANG

Oleh: Rika Januarita Haryati

Syukurlah, hari ini cerah seperti yang kuharapkan. Di luar telah terdengar cicit burung-burung saling bersapa. Mereka bercakap-cakap.Bercerita telah mengitari apa saja. Membanggakan anaknya yang telah mulai berani terbang jauh. Membawa kabar yang diwartakan angin dalam damai. Mencari makanan lezat. Mereka saling berkeciap selang seling di atas dahan pohon yang mulai meninggi bersama pelukan hangat mentari.

Aku suka berlama-lama menikmati prosesi pagi seperti ini.Ini pagi seperti de javu. Seperti telah kualami sebelumnya namun sungguh aku yakin ini adalah pagi yang lain. Pagi yang baru. Ini pagi yang aroma basahnya kuhirup dalam-dalam. Meskipun flu karena terguyur hujan kemarin, bersin bertubi-tubi karena dingin yang melekat, tak mampu melenyapkan betapa istimewanya pagi ini.

Aku ingin menjadi sosok yang baru, kata hatiku mematri. Aku yang dulu telah mati. Terimalah aku yang baru wahai jiwa ragaku. Jangan takut,takkan sepenuhnya aku yang dulu hilang. Hanya hatiku saja yang baru. Dalam hati yang baru ini, bisa jadi banyak kenangan yang ter-install. Aku butuh mencari kembali back up dari file yang lama. Tapi tenanglah, kenangan terbaik takkan hilang. Yang baik takkan terbuang.

Kenangan dengan keluarga sederhanaku, meski sebagian nama tak lagi tercantum dalam kartu keluarga. Meski tubuh mereka telah ditanam bertahun-tahun lalu. Oh masih tergambar jelas gurat wajah mereka. Masih setia derai-derai airmata setiap kusebut nama mereka, setiap ingat pada mereka.

Entahlah, dalam sekejap hati seolah hancur dan remuk. Dada ini terasa sesak menahan gelombang perasaan. Ingin rasanya menangis sejadi-jadinya, agar lega. Apalah daya, hanya isakan tertahan yang terdengar. Bukan, bukan aku tak ikhlas. Tapi pengajaran ini kurasakan berat adanya. Tuhanku, jika Kau ambil mereka karna kerinduan-Mu kepada mereka, tentu aku ikhlas. Namun jika Kau ambil mereka hanya untuk kau abaikan,sungguh aku tak rela. Aku tahu, Kau Maha Adil, takkan Kau sia-siakan kebaikan meski hanya sebesar dzarrah. Berilah mereka rezeki yang layak di sisi-Mu.Terangilah peristirahatan mereka dengan sinar hangat namun tidak menyilaukan.Serta kumohon ampunilah dosa-dosa mereka. Indahkanlah rumah mereka saat ini. Kediaman mereka yang tenang dan nyaman.

Kenangan dengan teman-teman terbaik. Mereka yang selalu setia membersamai. Bisa jadi, jarak kami saling berjauhan. Jauh di mata tapi dekat di hati. Jika dekat di mata, tambah dekat di hati. Mereka yang membuat beban di pundakku terasa lebih ringan. Mereka yang mudah berbagi semangat.Mereka yang tak pelit memberi masukan, senyuman tulus, serta kebahagiaan. Mereka yang takkan tega membohongiku hanya agar aku percaya padanya. Siapapun mereka, seolah Kau mengirimnya agar aku belajar banyak hal dari mereka.Sungguh, mana mungkin mereka hilang. Oh Tuhanku, jagalah nama-nama mereka.Sungguh, Aku ingin mendaki bukit terjal kehidupan ini bersama mereka. Aku tahu,dengan tali ikatan yang telah Kau jalin diantara kami, kami akan saling menjaga. Meski nanti ada yang terperosok, aku yakin, mereka takkan melepaskan genggaman tangannya.

Kenangan tentang ustadzah, guru dan dosen-dosenku yang menginspirasi. Ucapan mereka kusemat dengan apik di sanubari. Pemikiran mereka terkadang laksana harta karun yang membuat jiwa menjadi kaya. Melihat ustadzahku yang sabar, serasa mereguk air oase di gurun panas. Memandang guruku yang tulus, serasa selimut yang menghilangkan gigil di musin dingin. Memotret dosenku yang rendah hati, serasa kemenangan akan peradaban kemanusiaan. Oh Tuhanku, ridhoilah ilmu mereka serta berkahilah umur mereka.

Bahkan ada banyak nama yang tak kukenal yang telah menorehkan kebaikannya untukku. Seorang Mapala yang mengikhlaskan kursinya untukku sehingga ia berdiri selama satu jam dalam bus. Seorang Jawa yang menangkap barang-barang yang hampir jatuh menimpa kepalaku. Seorang Jawa -lagi-yang menambalkan ban motorku. Seorang polisi yang mengisikan minyak bensin motorku. Seorang tukang ojek yang menganti busi motorku saat mogok sampai seorang tukang parkir yang membetulkan kaca spion motorku dan tukang parkir lainnya yang menyelamatkan kunci motorku. Uniknya, mereka melakukan semua itu tanpa kuminta. Aku sama sekali tak kenal nama mereka. Yang paling kuingat,wajahnya ada yang sangar dengan tato di sekujur lengan. Tapi kebaikannya takkan pernah kulupa.

Yang baik takkan terbuang dari ingatan yang paling usang sekalipun. Semoga.

Indralaya OI, 18 Juli 2013 pk 13.10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anak hujan

anak hujan
ceria dibawah sentuhan manis sang hujan