Pages

Jumat, 19 September 2014

GRATIS

Oleh: Rika Januarita Haryati

Udara ini gratis, hiruplah sepuasmu. Lambain pepohonan, siluet senja, angin yang berlabuh dengan semilir, juga gratis. Tapi kita tetap harus tahu berterima kasih.

Doa itu gratis. Mau berdoa sebanyak dedaunan di dunia. Mau sebesar seluruh gunung yang dijadikan satu. Mau siang malam menadahkan tangan, tetap gratis. Mau meminta apapun juga, silahkan. Gratis. Tapi kita tetap harus tahu kemana doa kita panjatkan.

Air pun gratis. Mungkin ada yang harus bayar. Tapi pada dasarnya ia gratis. Ia turun dari titik-titik kecil. berkumpul sampai tenggelam bersama lautan hingga samudera. Selama apapun proses terbentuknya di langit, ia tetap gratis. Mau dipakai untuk keperluan cuci bersih sejuta ummat, gratis. Mau digunakan untuk bermain-main juga gratis. mau ditampung dalam kolam sebesar negara Indonesia pun gratis. Tapi kita tetap harus bijaksana dalam mengelola dan menggunakannya.

Sebuah kitab dengan nama kita tertera didalamnya juga gratis. Mau melakukan apapun kita nantinya. Mau jungkir balik sekalipun. Mau terserahlah hidup ini. Mau baikkah atau burukkah akhlak yang punya, kitab itu disediakan secara gratis. Tapi kita harus menyadari, dengan tangan yang mana kita akan menerima kitab tersebut.

Semua memang gratis tapi berat sekali konsekuensinya. Udara memang gratis, tapi sekalinya harus bayar, harganya mahal sekali. Air gratis, tapi jika ia tidak ada, orang rela menukarkannya dengan seluruh kekayaan yang dipunya. Doa juga sama, gratis. Tapi kadang bisa menjadi sesuatu yang disesali seumur hidup. Berapa banyak orang berkata, mengapa aku dulu berdoa begitu, begini? Lalu pada kitab yang berisi biografi hidup kita, akan baikkah atau burukkah ceritanya. Pada akhirnya nantinya akan tersenyum sumringah ataukah menangis darah saat kitab itu dibagikan secara gratis.

Semua yang gratis terlihat menyenangkan. Lihatlah pembagian sembako gratis. antriannya mengular bahkan terkadang memakan korban. tapi mereka enjoy-enjoy saja. Tidak kapok.

Semua yang gratis terlihat tidak ada konsekuensi, murah, tak berharga. Semua yang gratis terlihat tidak penting. Hanya jika ia tak ada baru orang menghargainya. Baru orang ketar-ketir dibuatnya. Baru kocar-kacir mencarinya.

Aku teringat satu cerita temanku. Tentang cerita tetangganya yang membeli kulkas baru. Kulkas yang lama ingin ia berikan kepada tetangganya yang lain. Tapi ia malu, karena rata-rata di komplek perumahan tersebut adalah orang kaya. Maka ia pajang kulkas itu di halaman rumah dengan tulisan 'gratis' yang ditempel di pintu kulkas. Sehari, dua, hingga tiga hari, kulkas itu masih bertahan tanpa bergeser seinci pun. Wah gawat, kalau semakin lama, kulkasnya akan rusak karena terkena panas dan hujan secara langsung. Akhirnya ia mengganti tulisan lalu ia tempel kembali di kertas. Ajaib. Hanya setengah hari kulkas itu telah raib. Dicuri. Emang apa tulisannya? 'Dijual, Rp. 500 ribu saja'. Ya, ternyata gratis itu juga bisa membuat curiga. Mungkin disangka barang rongsongkan. Kami yang mendengarnya pun tertawa.

Apalagi yang gratis? Selanjutnya mungkin love. we can love someone or something. It's free. Mau bagaimanapun keadaan kita, kurasa tak ada undang-undang yang melarang untuk mencintai seseorang atau sesuatu. Mau naksir siapa, gratis. Atau mau suka apa, selera bagaimana, gratis. Tak ada pajak. Tapi harus siap-siap saja menderita pikiran dan perasaan. Bahagia dan merana sekaligus. Kalau tidak siap, oh alangkah mahalnya harga perbaikan jiwa itu.

The last, mau jadi orang gila juga gratis. Kerjanya cuma makan, minum, tidur. semua gratis. Asal tidak membahayakan keselamatan orang lain, mau wara wiri kemana-mana juga gratis. Mau nyanyi, pidato, nari, atau bahkan ceramah politik juga silahkan. Bahkan mau buat partai orang gila pun boleh, gratis kok. Gak percaya? Buktikan saja sendiri. Jadilah orang gila.

The second last, hei ada juga makan dan minum gratis. Seharian, kita keliling dari rumah ke rumah. Mau makan apapun gratis. Kalau tidak gratis, justru aneh dan akan jadi pergunjingan publik. Hari raya memang hari yang istimewa. Mau dating sendiri, mau berombongan orang sekampung, well, pada hari ini, semua orang boleh makan apa saja yang disediakan karena semua gratis.

Taqobbalallahu minna wa minkum. Semoga Allah menerima (amal ibadah) aku dan kalian. Shiyamana wa shiyamakum. Puasaku dan puasa kalian. Semoga kita minal ‘aidin wal faizin. Semoga kita menjadi bagian orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang. Selamat Idul Fitri 1434H. Mohon maaf lahir dan bathin.

Tugumulyo OKI, 12 Agustus 2013/ 5 Syawal 1434H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anak hujan

anak hujan
ceria dibawah sentuhan manis sang hujan