Pages

Kamis, 07 Juni 2012

TERKENANG LINGGAU



Linggau bagiku adalah kota yang sangat ramah. aku sudah beberapa kali kesana, namun setiap kembali lagi kesana selalu ada kesan mendalam yang kusimpan. Di Linggau, banyak kutemui teman-temanku yang dulu pernah berkarya di Palembang, bahkan ada yang memang berasal dari Palembang. Ada keharuan dan kegembiraan tersendiri saat bertemu mereka di tempat yang berbeda.

Linggau selalu mengingatkanku pada satu organisasi kemahasiswaan, KAMMI. Meski baru bergerak ditataran komisariat, KAMMI Komisariat Al Qassam telah menjalankan roda organisasinya dengan baik, setidaknya tidak terlalu tertinggal jauh dengan komisariat yang berada di pusat pergerakan yaitu Palembang. Terlihat betapa enerjik dan semangatnya mereka saat mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KAMMI Daerah SUMSEL. mereka terkadang naik kereta api dengan lama perjalanan kira-kira 8 jam. it's amazing (padahal kalau pengurus KAMMDA jaulah juga biasa naik kereta api, terkadang malah kelas ekonomi).

Aku telah beberapa kali kesana atas undangan pengurus komisariat. Ya, sebagai utusan KAMMDA. Tapi tak pernah aku merasa lebih dari mereka. Mereka nyapu, aku juga nyapu. Mereka berpeluh diterik matahari siang hari saat outbond, aku juga sama. Mereka makan nasi bungkus, aku juga tak mau dibedakan. Bahkan aku dan Ayie (temanku yang juga utusan KAMMDA) tak segan tidur beralas lantai satu ruangan dengan panitia. Kami melakukan semuanya dengan bahagia. Dan kami juga tidak menutup mata bahwa mereka berusaha dengan keras untuk memberikan layanan yang terbaik. Sungguh, mereka membuatku terharu. Tapi tentu saja aku tahu, bahwa kami yang diutus ini sedianya adalah pelayan, pelayan ummat.

Aku ingat ketika salah seorang pengurus komisariat terlihat sangat repot menyediakan ini itu dan tetek bengek untuk melayani kami. Aku sempat menolak dengan halus dengan mengatakan tidak perlu repot-repot, kami tidak mau merepotkan. Jawaban mereka sangat berkesan sekali bagiku: mbak, kata bibiku, kalau tidak mau merepotkan orang lain, tidak usah berkawan dengan orang. Asli, setelah itu aku pasrah saja mereka mau berbuat apa. yah, mau bagaimana lagi? mereka termasuk orang-orang yang ngotot dalam kebaikan. Terima kasih ya teman-teman KAMMI Komisariat Al Qassam especially Geger, Desri, Silvi, Emilda.

Pada suatu kesempatan, lagi-lagi KAMMDA mengutus aku dan satu temanku yang lain yaitu Umi untuk menghadiri musyawarah komisariat (Muskom). Citra tentang Linggau masih tetap sama. Namun, kami menjadi semakin akrab. Pada detik inilah, kami bisa menikmati keindahan kaki Bukit Sulap. lagi-lagi it's amazing!

Sampai sekarang, bagiku Linggau adalah kota yang ramah, meski aku tak tahu kapan ditakdirkan untuk kembali kesana. Ada banyak wajah yang kucinta, mereka adalah orang yang hatinya baik lagi tulus. Mereka adalah orang yang begitu kami datang, mereka menyambut dengan air wajah yang bahagia. Bahkan ketika kami pulang pun wajah tulus mereka masih tetap terpancar disela-sela wajah letih setelah tiga hari melaksanakan dauroh (pelatihan). Senyum mereka selalu kusimpan dalam-dalam. Mungkin senyum mereka jua yang membuat kerinduanku membuncah. Rasanya ingin kembali ke Linggau. Kembali ke kota yang ramah. Kota yang hangat.

Apa kabarmu hari ini duhai Linggau? Sungguh aku benar-benar merindukan beberapa wajah yang kau kandung.

Tugumulyo OKI, 7 Juni 2012 pk.23.00 WIB












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anak hujan

anak hujan
ceria dibawah sentuhan manis sang hujan