Pages

Rabu, 23 Juli 2014

BELAJAR SEPANJANG HAYAT

Oleh: Rika Januarita Haryati

Belajar Bahasa Arab

Banyak hal yang harus kupelajari. Aku ketinggalan pelajaran. Teman-temanku kuliah bahasa arab 5 hari dalam seminggu, sedang aku hanya bisa kuliah 2 hari. Oh, betapa jauh aku tertinggal.

Kabarnya, ujian nanti bahannya sebuku untuk setiap mata kuliah. Baiklah, aku akan bulatkan tekad. Berlari mengejar pesawat yang sudah lepas landas. Caranya? Aku naik pesawat yang lain. Aku harus rajin membaca setiap materi yang ketinggalan. Aku suka mencari bahannya di internet. Pernah untuk mempelajari materi Inna dan Kaana serta saudara-saudaranya, aku belajar dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Duduk sendiri di sudut masjid. Mencatat, membaca dan memahami materi. Capek? Ya, tentu saja. Itu tak usah ditanyakan. Tapi aku ingat-ingat perkataan Umar bin
Khaththab: 'Pelajarilah bahasa arab,karena ia adalah bagian dari agamamu.'

Baiklah. Aku harus tetap menjaga niat dan semangat sampai ke akhir perjalanan. Bismillah. Fa idzaa 'azamta, fatawakkal 'alallah ( Ali Imron: 159 )

Menghafal

Hafalan yang banyak adalah momok menakutkan yang menyebabkan banyak orang tidak mau kuliah di sini. Hafalan hadits ada 15 poin dalam satu buku. Harus hafal ngelotok kering. Misal hadits tentang Jangan Sombong. Harus benar sanad dari siapa sampai ke rasulullah, apa isi haditsnya, siapa perawinya lalu apa inti sari dari hadits. Banyak ya? Tapi jangan takut, rata-rata bisa semua kok menghafalnya. Allah memberikan otak yang luar biasa. Ya, selama kuliah di sini, aku selalu takjub.

Bagaimana tidak terkagum-kagum pada Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Ibnu Jarir Ath Thabary, betapa perjuangan mereka tidak dapat kubayangkan. Alangkah heroiknya. Alangkah berdedikasinya. Alangkah profesionalnya. Mereka menghafal ratusan ribu hadits. Lalu mereka teliti. Mereka datangi 20 orang yang meriwayatkan hadits. Dipilihlah hadits-hadits yang kuat sanadnya, terpecaya perawinya. Alangkah payahnya. Dan aku hanya tidak menghafal. Tidak sampai ratusan, cuma 15 hadits saja. Masih merasa berat? Tinggal menghafal saja. Tidak perlu menjadi musafir, berpanas-panas, kelaparan, kehausan. Menghafalnya pun boleh di tempat yang nyaman, berbaring di sofa, kalau haus tinggal minum dan kalau lapar tinggal makan. Apa sih susahnya, aduhai jiwa? Bukankah hadits ini juga petunjuk dan pedoman hidupmu? Come on, you can do it.

Menghafal al Quran
Jikalau makhrojal hurufnya sudah benar, panjang pendeknya benar, cara membacanya benar, maka seharusnya membaca dan menghafal Al Quran menjadi momen spesial yang menyenangkan. Cintailah ia, duhai jiwa. Mudah-mudahan iapun akan mencintaimu. Sehingga ia sudi merasuk ke dalam sukmamu. Maka lidahmu tiada merasa kaku dan kelu. Maka seolah-seolah melodi nada mengalir lembut dan syahdu ketika ia kau senandungkan. Aduhai, alangkah indahnya jikalau ia sudi memenuhi otak dan akhlaqmu dengannya.

Jikalau jiwamu masih ingin membantah, maka ingatlah anak-anak Palestina. Duhai jiwa, tidakkah kau merasa sedih? Tidakkah kau terasuki iri? Come on. Qoliilan fa qoliilan. Insya Allah, Allah yang akan menolong dan memudahkanmu dalam menghafal, mempelajari dan mengamalkannya.

Tafsir al Quran
Ini materi berat. Harus banyak menguasai mufrodat atau vocabulary. Harus tahu sebab diturunkannya. Intinya, harus bersungguh-sungguh. Semoga bisa melebihkan usaha.

Qiro-ah
Pelajaran tentang kisah-kisah dalam Al Quran atau kisah lucu namun mengandung hikmah. Nah, mata kuliah ini berat sebenarnya, tapi dosen yang ngajarnya itu gaul, funky n syar'i. Kami belajar dan tertawa. Kami menyerap ilmu dengan riang gembira.

Nahwu wa Shorof
Inilah ibunya ilmu bahasa arab. Kaidah dan aturannya ada disini. Berat materinya tapi enjoy kami menjalaninya. Tapi, nilaiku paling kecil di mata kuliah ini. Bismillah, masih ada waktu untuk memperbaiki.

Eh, sebenarnya ini cerita apa ya? Oh iya, kalau ada yang mau belajar bahasa arab, monggo diaturi. Boleh hubungin daku. Tenang, aslinya belajar bahasa arab itu sangat menyenangkan. Ada dramanya atau teater. Ada nonton dan dengar lagu. Dan yang paling penting ada kantin, jadi jangan takut kelaparan,hehe.


Palembang, 5 Juni 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anak hujan

anak hujan
ceria dibawah sentuhan manis sang hujan