Pages

Senin, 28 Juli 2014

CITA-CITA SAMPAI SATU DEKADE KE DEPAN

TEACHER


Ini adalah cita-citaku dari kecil, dari SD. Kulihat menjadi guru itu asyik sekali. Berada di depan kelas, mengenalkan ilmu, dicintai para murid. Jikalau ilmunya bermanfaat, bisa menjadi amal jariyah. Guru itu adalah orang yang ‘ahli’.Jikalau kamu tidak mengetahui sesuatu, maka tanyakanlah pada ahlinya (guru), begitu pesan nabi kecintaan kita. Menjadi guru bisa sekaligus menjadi da’iyyah,ibu, teman, teladan, motivator bahkan pemimpin. Kita mengajarkan hal-hal yang bermanfaat.


Jikalau murid kita merasakan kemudahan hidup dari ilmu yang dipelajarinya dari kita, maka rekening pahala kita terbuka dan akan terisi terus menerus tanpa putus. Begitu juga jika ada murid yang melakukan kebaikan dengan perantaraan kita. Begitu juga ketika ada orang lain melakukan kebaikan karena karena mencontoh perbuatan murid kita, maka pahala kebaikannya pun akan mampir ke rekening kita. Tabungan akhirat yang bertambah terus saldonya meskipun nantinya kita sudah tiada di dunia. Asyik kan? Tapi eh tunggu dulu,harus diingat-ingat juga peringatan Allah dalam surat Ash Shaff ayat 2-3 tentang betapa besar kebencian Allah terhadap orang-orang yang menyuruh orang lain mengerjakan kebajikan sementara dirinya tak mau melakukan apa yang ia katakan.Semoga aku diberi daya dan upaya untuk selalu melakukan amal kebaikan yang aku katakan.


WIFE AND MOTHER


Ya, tentu saja ini merupakan cita-cita semua perempuan. Bedanya adalah dedikasi. Seperti apa dedikasi seorang perempuan dalam statusnya sebagai istri? Sebagai ibu? Adakah Ia mengganggap remeh setiap peran agung yang telah Allah sematkan kepadanya. Menjadi istri dan ibu adalah karir tertinggi, seharusnya. Maka setiap hal-hal yang dianggap remeh sekalipun akan diganjar dengan pahala yang besar. Misalnya menyiapkan makanan untuk keluarga. Ini bukan tugas istri memang. Tapi jikalau dikerjakan, setiap suap yang masuk kedalam perut dan mampu menegakkan tulang sulbi, maka bernilai pahala. Mungkin menyiapkan makanan sudah termasuk kelas berat dan elit, baiklah kita cari permisalan yang jauh lebihsederhana. Misalnya, menyisir rambut anak, tidak susah kan? Kita menabung pahala. Meminyaki rambut suami, dimana susahnya? Atau memakaikan sepatu pada kaki anak. Hal tersebut sangat ringan bukan? Yakinlah, Allah memberi pahala terhadap kebaikan bahkan sekecil biji sawi (dzarroh) sekalipun. Maka baiknya memang tidak didelegasikan kepada asisten rumah tangga. Hehe.


WRITER


Sejak SMP aku mulai suka menulis. Gara-garanya kulihat my older sister yang selalu menulis catatan di diary-nya. Tapi waktu itu yang kutulis adalah hal yang aneh. Resensi Film. Zaman aku SMP itu film yang ngetop itu sekitar Bollywood dan Holywood. Makanya aku masih ingat film-filmnya Shah Rukh Khan, Amitabachan, Kajol, John Travolta, Nicholas Cage, Sylvester Stallone, Mel Gibson, dll. Aku juga mulai menulis puisi dan menulis kegiatanku seharian (padahal aslinya kegiatanku cuma sekolah, bermain, menonton dan les eh mengajijuga).


Saat SMA aku baru mulai menulis cerpen. Zaman dulu masih pake mesin ketik. Kalau mau ketik komputer ya ke rental. Aku ingat menyimpan file itu masih di dalam disket. Beberapa kali ketikanku hilang karena mati lampu dan lupa nge-save. Di masa itu juga aku rajin membaca majalah remaja Islam, Annida. Isinya adalah karya-karya penulis terkenal sekarang, HTR, Asma Nadia, Sinta Yudisia, dll. Bahkan, aku mendapat hidayah berjilbab yang rapi pun dari salah satu cerpen Annida. Aku baru tahu kalau berjilbab itu ada ketentuannya, bukan sekedar ada penutup di kepala. Pokoknya, cerpen itu menjelaskan cara berhijab dengan sangat keren. Sejak itulah aku benar-benar ingin sekali menjadi penulis. Penulis yang mencerahkan dunia.


Apa yang kulakukan agar nantinya dapat menjadi real writer? Ya menulis. Apa saja. Tapi sementara ini aku hanya menulis suka-suka. Belum terlalu serius. Waktu kuliah dulu sempat semangat sekali menulis opini, artikel, dan esai. Sekarang, sukanya menulis catatan yang ringan-ringan dan puisi yang tidak berat. Tujuannya agar aku tidak berhenti menulis dan sebagai pesan pribadi yang ditujukan untuk diriku sendiri. Dan, jikalau boleh tulisan-tulisanku yang sederhana itu untuk kenangan-kenangan anak dan cucuku nanti. Haha.


Aku selalu berpesan kepada diriku sendiri, tuliskanlah apa-apa yang terlihat, terdengar, terbaca dan terasakan. Tulislah dan semoga ia mampu menjadi bahan bakar yang selalu menyemangatimu sekaligus penasehat di saat kau mulai lupa ataupun jenuh.


Pernah juga berencana menerbitkan buku. Tapi, kupikir-pikir ulang lagi. Apakah memang akan bermanfaat? Mungkin saat ini belum. Ilmuku masih cetek, apalagi pengalamanku. So desperatest. Insya Allah suatu saat akan ada tulisan yang benar-benar ingin kubukukan. Setidaknya dalam rentang satu dekade kedepan. Insya Allah.


EDITOR


Ada seorang teman yang tiba-tiba menyerahkan karyanya untuk aku edit. Sebenarnya aku sangat ingin menolaknya. Takut hasilnya tidak memuaskan. Tapi ia meyakinkanku untuk mencobanya terlebih dahulu. Dalam sekejap saja aku sudah tenggelam dalam naskah-naskahnya. Ternyata menjadi editor itu sangat mengasyikkan karena terkadang aku suka tertawa-tawa sendiri dengan kata-kata yang nyeleneh dan tidak pas padanan katanya. Banyak kata yang ku-delete, kuubah, kususun ulang. Kutemukan juga paragraf yang aneh dan tidak nyambung. Aku harus berpikir keras, bagaimana menyunting tanpa harus kehilangan pesan dan makna dari penulisnya. Ternyata yang paling susah itu adalah mempertahankan karakter penulisnya.


Ada intermezzo yang tidak boleh asal delete. Ada ciri khas yang tidak boleh asal buang. Dalam pikiranku, bagaimana buku ini nantinya menjadi begitu asyik dan renyah sekaligus sangat bertenaga untuk dibaca. Otakku sampai terputar-putar rasanya. Setelah selesai editing pun, aku masih menyempatkan untuk membacanya kembali.


Asyiknya menjadi editor adalah mempelajari karakter penulis. Bisa dikerjakan secara freelancer. Mau pagi, siang, sore atau malam terserah. Asal jangan lewat deadline. Bisa menjadi pembaca karya pertama bahkan sebelum karya itu di launching. Kerennya lagi, kita dipercaya untuk menyempurnakan naskah karya sebelum berada di tangan penerbit.


HAFIZHOH


Kalau mendengar kata ini disebut, jantungku berdebar lebih cepat. Entahlah, sejak kapan ya kata ini menghipnotisku? Sementara yang bisa kulakukan untuk menjadi hafizhoh adalah berusaha menghafal meski hanya seayat perharinya. Berusaha menggenapi dan disiplin dengan jadwal setoran ayat kepada ustadzah. Membaca minimal 1 juz setiap harinya. Membaca keutamaan menghafal al Quran. Berusaha murojaah untuk mengisi waktu ketika dalam perjalanan. Harapanku, semoga 3 tahun mendatang aku sudah menjadi hafizhoh. Besar harapanku, agar anak-anakku nantinya juga menjadi hafizh dan hafizhoh.


Aku juga sangat berharap 1 tahun ke depan dapat mengambil sanad qiroah (bacaan), karena ada ustadzahku yang Ia mendapatkan sanad qiroah dari Syaikh Abdurrahman dari Mesir. Sanad tilawahnya bersambung kepada Rasulullah SAW. Termasuk salah satu dari 7 qiroah yang diakui oleh dunia islam. Ya Allah mudahkanlah perjalananku.


AKTIVISMUSLIMAH


Sekarang aku lagi belajar membina 1 kelompok pengajian. Belum berani terjun ke masyarakat. Masih menimba ilmu agama sedikit demi sedikit sekalian belajar Bahasa Arab di ma’had Sa'ad bin Abi Waqqosh. Berharap suatu saat dapat mengajarkannya kepada orang lain. Alangkah serunya jika bisa membaca kitab gundul dan menjadi penerjemah Bahasa (translator). Aku juga berharap nantinya dapat terjun dengan penuh percaya diri ke ranah sosial. Punya TPA untuk anak-anak dan pengajian ibu-ibu. Aku juga berharap memiliki kelompok ibu-ibu mandiri.


GARDENER


Rencananya, nanti aku akan memberdayakan setiap jengkal yang ada dirumah untuk ditanami dengan tumbuh-tumbuhan. Bunga, obat, sayuran, pohon buah dan lain sebagainya. Jadi nanti kalau mau masak sayur, tinggal petik dari kebun sendiri begitu pun dengan obat dan buah. Apa yang kulakukan agar hal ini dapat terwujud? Aku belajar tentang herbalogy dan tanam-tanaman bahkan sudah mempraktekkan menanam banyak sayur, bunga, dan obat.


Asyiknya, selain dapat menikmati hasil yang kita tanam, menanam tumbuh-tumbuhan juga dapat mengalirkan energi positif serta menghilangkan tekanan dalam jiwa. Aku berharap tetumbuhan yang kutanam mau mendoakan dan memohon ampunan untukku selalu selama hidupnya.


TRAVELER


Aku ingin jadi traveler. Ya gak apa-apa sih keluar negeri. Ke Mekkah dan Madinah misalnya sekalian berhaji dan umroh. Ke Mesir dan Turki sekalian menuntut ilmu di sana. Oh alangkah lebih indah jikalau dapat menyaksikan dan menjejakkan kakiku di Masjid Cordoba. Orang-orang bijak selalu mengatakan untuk mengunjungi negeri orang lain yang jauh sehingga kita tidak menjadi sombong. Melihat kebijaksanaan hidup penduduk yang lain akan memerdekakan pikiran kita yang terbiasa saklek.


Banyak hal yang akan kita syukuri ketika menyaksikan negeri-negeri yang jauh lebihmiskin. Atau ketika mendapatkan negeri yang selalu tidak aman dan terjajah. Negeri-negeri yang tak kunjung mengakhiri perang saudara. Negeri yang sekuler, moderat, demokratis. Negeri yang tidak aman ketika melihatmu mengenakan hijab.Negeri yang ramah, cantik, penuh cahaya. Negeri penghafal al Quran. Sungguh, Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa agar kita saling mengenal satu sama lain.


DOKTER


Ha, emang bisa jadi dokter? Iya, bisa kok. Setidaknya menjadi dokter pribadi untuk keluarga. Belajarnya di sekolah Thibbun Nabawi alias kedokteran berdasarkan prinsip kenabian. Obat-obatnya berdasarkan petunjuk Al Quran dan Sunnah. Obatnya adalah tilawah Al Quran, doa, dan keikhlasan. Obat pendampingnya adalah buah-buahan, hewan dan herba. Obat dan buah yang telah diteliti secara empiris baik untuk obat adalah: kurma, zaitun, habbatus sauda, tin, delima, anggur, jahe, manggis, dll. Obat hewaninya adalah susu kambing etawa, teripang, minyak ikan hiu dan madu. Obat herbanya adalah pegagan, sambiloto, daun sirih, meniran, daun katu, daun rosella, daun dan kulit sirsak, dll. Prinsipnya, jadikanlah makananmu sebagai obat dan jadikanlah obat sebagai makananmu. Subhanallah. Obat treatmennya juga sudah dicontohkan oleh Nabi saw. yaitu hijamah atau bekam. Yaitu mengeluarkan darah ‘kotor’ dari tubuh. Sehingga racun-racun dalam tubuh tidak mengendap dan memperlambat metabolisme tubuh serta sistem pengangkutan oksigen dalam darah.


Sangat cocok dan alamiah bagi tubuh kita. Tidak menzholimi anggota tubuh yang lain.Thibbun Nabawi mengajarkan bahwa ketika kita sakit, maka yang diperiksa pertamakali adalah spiritualnya. Karena biasanya spiritual yang lemah akan menyebabkan imunitas tubuh menurun. Jadi spiritualitasnya harus juga diperhatikan.


IndralayaUNSRI, May/Rajab 29, 2014.


Kata Kunci: Aku ingin menjadi: teacher, wife and mother, writer, editor, translator,hafizhoh, aktivis muslimah, gardener, traveler, dokter. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anak hujan

anak hujan
ceria dibawah sentuhan manis sang hujan