Pages

Rabu, 03 September 2014

MENGAPA HARUS CINTA?

Oleh: Rika Januarita Haryati



Jikalau kau cinta, seburukapapun dia kau takkan pergi meninggalkan. Bahkan berusaha dengan segala dayaagar ia menjadi baik. Perubahan memang banyak yang tak menyukainya tapiperubahan menuju arah yang lebih baik, maka semestapun akan mendukung.



Jikalau tak cinta, ia takcinta. Ditambah akhlaknya yang membuatmu tak mungkin cinta. Sudah jangandipaksakan. Ibarat tangan hendak memeluk gunung. Sudah tiada kebaikan. Sulituntuk mengusahakan sesuatu tanpa cinta. Sudah kau tak suka akhlaknya ditambahkau tak cinta. Repot jadinya. Karena harus mengusahakan cinta dan mengusahakankebaikan akhlaknya. Hidupmu akan berputar-putar di sana. Apalagi jikalau ternyata tak adaperubahan. Kau bisa putus asa.



Kau tak cinta, tapi ia cinta.Sedang akhlaknya tidak terlalu kau suka. Tidak terlalu buruk memang. Hanya sajakau agak keberatan. Hmm. Tanyakanlah padanya, apakah ia bisa menjalani kehidupan bersama dalam kebaikan.Apakah ia rela meninggalkan hal-hal yang tidak baik yang selama ini menjadikebiasaannya. Sungguh, siapa sih yang bisa menjamin janji manusia? Makatanyakan pada hatimu. Jikalau kau yakin, terimalah dan ikhlaslah. Jikalau kauragu, maka tegaslah dan katakan tidak. Kita hidup bukan untuk satu atau duahari. Tapi selama hidup, mungkin.



Kau tak cinta, tapi akhlaknyaluar biasa mempesona. Jangan tinggalkan. Terimalah. Kebaikan akhlak itu sungguhmerupakan terapi cinta yang sangat dahsyat. Seiring perjalanan waktu, padaakhirnya kau akan cinta. Bahkan akhlakmu pun akan sepertinya. Maka, sangatlahbijaksana nasehat yang mengatakan untuk menerima seseorang yang akhlaknya kauridhoi. Banyak hal menghipnotis dari prilaku yang mulia. Kau akan belajarbanyak. Kau akan benar-benar hidup. Tenanglah cinta itu bias kau bangun. Salahbesar jika cinta hanya pantas untuk membuatmu jatuh. Jatuh kepada cinta. Takmengapa jikalau harus memulai dari satu bata pertama. Yakinlah, fondasinya akankokoh sekali.



Kau cinta, seperti halnya dia.Rayakanlah. Bagaimanapun berkomitmenlah untuk bersama-sama membangun dalam cinta. Belajar menjalani kebaikan-kebaikan. Belajarlah taat dengan kecintaan.Hidup dengan kesadaran dan tanggung jawab. Saling menasehati dalam kesabarandan kebaikan. Itu jika kau dan ia benar-benar saling cinta. Maka muaranya pastilah menuju kebaikan.

Kau cinta padanya yang berakhlak mulia. Barakallah. Itu kecintaan yang sempurna. Kalian telah ada fondasi masing-masing. Tinggal menyatukannya. Tinggal membangun lebih tinggi,lebih besar dan megah. Cinta seperti itu bisa menjulang. Menjangkau langit,mungkin. Kehidupan yang susah payah takkan membuat kalian kehilangan cinta,justru akan tumbuh semarak. Kehidupan menyenangkan takkan membuat kalian terlena, justru semakin waspada. Visinya selalulah surga. Yang kalian bayangkan tentulah kebun-kebun dengan buah-buahan yang kalian sukai. Lalu dibawahnya mengalir sungai-sungai yang berisi minuman yang kalian sukai.

Mengapa harus cinta? Di dalam cinta ada keikhlasan jikalau ada yang kurang. Di dalam cinta ada kebahagiaan dari kepribadian yang mulia. Ada komitmen yang membuat langkah kita mantap menjejak bersama. Ada kesetiaan sehingga tidak tergoda pada yang lebih indah di seberang sana. Ada kepercayaan yang akan menyingkirkan segala keraguan. Ada kejujuran yang tak akan dinodai oleh kebohongan. Ada kebijaksanaan untuk menerima perbedaan pendapat. Ada ketulusan untuk saling melengkapi.

Yang pasti, di dalam cinta ada visi besar. Membangun peradaban umat. Ada misi yang panjang. Mendidik generasi qur-ani. Menyebarkan pemikiran-pemikiran yang baik. Menjalankan perintah agama. Menjauhi segala larangannya. Membangun sarana pendidikan. Berkontribusi dalam agenda kebaikan. Ini memang muluk, tapi begitulah seharusnya setiap cinta mengekspresikan dirinya.

Palembang, 17 September 2013 pk. 05.10 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anak hujan

anak hujan
ceria dibawah sentuhan manis sang hujan