Pages

Jumat, 05 September 2014

MENUNGGU

Oleh: Rika Januarita Haryati

Bagi sebagian orang, menunggu adalah kegiatan yang paling menjemukan sedunia. Menunggu teman karena memang janjian untuk pergi bersama. Tapi setelah jamnya lewat ia belum datang. Tak ada kabar berita bahkan nomornya tidak bisa dihubungi. Pasti kita berpikir bahwa ia mangkir. Atau kalau lagi bijaksana, kita akan berpikir bahwa ia sedang mendapat halangan untuk segera memenuhi janjinya.

Apa yang bisa kita lakukan untuk menunggu ketidakpastian? Banyak. Sesekali cermatilah orang-orang yang berlalu lalang di sekitar kita. Maka akan kau temui rupa-rupa manusia. Ada yangterburu-buru. Ada yang santai sambil makan es krim. Ada yang nge-genk. Ada yang lesu. Ingatlah, bisa jadi kau pun pernah diperhatikan oleh orang lain juga. Saat menunggu seperti ini, aku lebih suka membaca atau mengamati orang-orang sekitar. Kadang juga sambil memikirkan suatu ide.

Menunggu juga merupakan suatu aktivitas yang menegangkan. Menunggu hasil ujian. Menunggu anak yang sudah mau dilahirkan.Menunggu hasil perhitungan suara. Menunggu seseorang pulang dari perang. Menunggu dengan kondisi seperti itu tentu sangat mendebarkan. Karena kita belum tahu bagaimana hasilnya. Kemungkinannya pun hanya dua. Sesuai harapan dan tidak sesuai dengan harapan. Hasil ujian bisa lulus atau gagal. Menunggu kelahiran anak, bisa selamat atau meninggal. Dan seterusnya. Yang spesial itu menunggu pahlawan pulang dari perang. Berdebar-debar hatinya sambil berharap. Jika ia datang,berarti ia kembali kepada orang yang menunggunya. Jika ia tidak pulang berarti ia syahid, kembali untuk menemui Robb-nya.

Ada pula jenis menunggu yang kita tidak perlu menunggu. Di depan rumahku ada pohon sawo. Kalau ia mulai berputik rasanya bahagia sekali. Apalagi ketika melihat saat buahnya lebat bergantungan. Kami tunggu dengan sabar kematangannya. Tentu saja kami yakin ia akan matang dengan sendirinya karena ia menyimpan hormon etilen. Maka kami tidak perlu dag-dig-dug menunggu ia matang. Kami biarkan. Bahkan sampai ia bosan berada di dahan lalu berjatuhan ke tanah.

Ada juga menunggu itu yang lucu. Menunggu seseorang yang tidak tahu itu siapa. Ditunggu berbulan-bulan. Ia tidak datang. Ketika tidak ditunggu, eh ia tiba-tiba datang. Dinanti-nanti ia tidak peduli. Giliran kita masa bodoh, hei ia ada di hadapan kita. Ini jenis menunggu paling aneh.

Menunggu bisa menjadi saat yang menyebalkan. Kita sudah duduk menunggu lama ternyata yang berjanji lupa kalauia ada janji. Dan itu terjadi berulang-ulang. Maka kita harus hati-hati kalau mau janjian dengan orang yang pelupa. J

Lalu, adakah orang-orang yang menunggu mati? Ada. Mereka sibuk mempersiapkan bekal untuk perjalanan setelah mati. Sehingga kapan pun kematian datang menjemput, ia telah siap dan ikhlas.Menunggu kematian terkadang justru membuat kehidupan seseorang semakin terarah.

Ya mau bagaimana lagi, setiap saat kita harus menjalani aktivitas menunggu. Meskipun hanya satu menit. Wajar jika dibanyak tempat disediakan ruang tunggu.

Aku ingin bercerita tentang mahasiswa tingkat akhir. Apa yang paling sering ia tunggu? Dosen. Mereka bisa menunggu berjam-jam bahkan berhari-hari. Mungkin kalau mau melihat mahasiswa paling sabar, lihat saja mereka. Mereka mungkin mengeluh tapi ketika dosennya datang, wajahnya langsung berbinar terang. Lupa kalau ia sudah hampir mati suri gara-gara jengkel menunggu. J

Well, menunggu itu berkorelasi dengan kesabaran. Menunggu juga bisa menjadi ciri masyarakat terdidik. Menunggu dalam antrian misalnya, kalau tidak darurat tidak akan menyerobot. Antrian apa saja. Orang yang paling banyak menunggu bisa jadi ia memang sabar dan terdidik. Tapi ada juga orang yang sabar saja menunggu karena ia tidak bisa berani mengambil keputusan. Maka ia berharap orang lain yang memutuskan. Jika ada resiko, maka ia bisa tetap aman.

Tipe menunggu yang terakhir adalah menunggu besok. Setelah besok itu tiba, ia menunggu besoknya lagi,besoknya besok, besok dari besoknya besok dan seterusnya. Ini jenis menunggu yang terlarang. Ketika kau berada di pagi hari, janganlah menunggu sore. Ketika kau berada di sore hari, janganlah menunggu pagi.

Menunggulah untuk hal-hal yang memang pantas untuk ditunggu. Sementara itu, beraktivitaslah. Habiskan energi masa mudamu untuk kebaikan orang-orang di sekitarmu.

Palembang, 9 September pk 20.54

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anak hujan

anak hujan
ceria dibawah sentuhan manis sang hujan