Pages

Selasa, 09 September 2014

KITA DAN SEMESTA YANG BARU

Oleh: Rika Januarita Haryati

Waktu berganti, bumi berputar,alam raya memperbaharui diri. Pagi hari ini, bukanlah pagi yang kemarin. Ia pagi yang baru. Embun yang hadir kali inipun adalah embun yang baru. Dingin suhu pagi ini, juga baru. Jikalau mentari muncul di timur jauh, itu juga kemunculan yang baru. Setelah hari kemarin, yang terlihat pagi ini adalah hal yang baru.

Hari ini, daun-daun bertambah hijau. Buah menjadi semakin matang. Pohon-pohon bertambah keras. Batang dan cabang bertambah panjang. Tajuk terminal ramai menguncup. Putik-putik semakin semarak. Lihatlah, ini hari yang baru bukan?

Tapi bus yang lalu lalang kemarin, masih terlihat sama pada hari ini. Haltenya masih juga seperti itu kemarin. Mobil-mobil merangsek dengan kilau atau lecet yang sama, bahkan yang duduk di belakang kemudi masih sama dengan orang yang kemarin. Atau lihatlah lampu lalu lintas itu, bukankah tak berubah secuil pun? Lalu jalanan aspal ini juga masih sama. Lubang dan retak yang sama. Apanya yang baru?

Nah cobalah kau ingat, bukankah bus, halte, mobil, dan aspal itu telah diselimuti oleh malam? Siapa yang tahu apa yang terjadi dalam selimut itu? Aku sama sekali tak tahu. Tapi aku yakin,satu titik karat telah mendera besi-besi itu. Dan satu titik retak telah menganiaya aspal itu. Seberapa besar? Kecil sekali. Sehingga mata kita tak akan melihatnya sebagai suatu keganjilan.

Bagaimana dengan kita, apakah hari ini kita adalah manusia yang baru? Ya, kita adalah manusia baru yang dianugrahi hati yang baru. Tinggal nantinya apakah kita akan mengisi diri kita dengan hal-hal yang sama seperti kemarin atau justru yang lebih buruk. Yang terbaik tentu saja menjadikan diri kita benar-benar baru. Hati yang baru di hari yang baru. Pemikiran yang segar.Langkah yang tegar. Serta senyum yang mekar.

Tunggu, bagaimana mungkin kita dan semesta ini menjadi baru setiap hari yang baru? Umur kita bertambah begitu juga semesta ini. Kita menua. Semesta juga semakin kehilangan sinarnya. Lalu,dimana barunya?

Baiklah. Setiap hari, kita menjadi manusia yang baru. Saking barunya, mungkin rambut kita yang hitam sampai berubah putih. Kulit kita yang kencang menjadi keriput. Mata kita yang tajam menjadi kabur. Dan sesungguhnya itu adalah kebaruan yang akan dialami oleh sebagian dari kita.

Kebaruan tidaklah selalu bagi yang terlihat berkilau menyilaukan. Tidak pula seperti kita baru membuka sebuah bungkus dan kotak barang. Dikisahkan bahwa di zaman yang terbaru nantinya gunung-gunung akan beterbangan seperti bulu. Langit yang gagah akan terbelah.Bintang-bintang akan jatuh berserakan. Matahari digulung. Laut dipanaskan dan meluap. Kuburan-kuburan dibongkar. Pada akhirnya, itulah yang akan menjadi zaman terbaru bagi semesta.

Maka semakin menua kita, semakin baru diri kita. Semoga kita semakin bersiap menyongsong hari yang berganti menjadi lebih baru. Dan semoga kita tidak bertemu dengan hari yang paling baru yang menakutkan tersebut.

Palembang, 3 September 2013 pk. 20.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anak hujan

anak hujan
ceria dibawah sentuhan manis sang hujan