Pages

Minggu, 17 Agustus 2014

AKU HANYA MUSAFIR (PART 1)

Aku hanya musafir dalam perjalanan yang panjang. Setiap langkah yang terjejak, meninggalkan tahun yang berlalu. Menggores satu tanda bahwa waktu semakin berkurang. Namun senyum tak boleh ikut berkurang. Pun kebahagiaan,tak boleh ikut terbang melayang bersama usia yang semakin menipis.


Aku hanya musafir. Aku sadar, musafir itu akan melalui banyak rintangan dalam setiap perjalanannya. Ada ujian. Harus pandai dalam mengambil keputusan: Kemana kaki melangkah, apa yang dipikirkan, makanan yang diperoleh dan teman seperjalanan.


Bisa jadi, teman kita banyak sekali. Sampai-sampai kita lupa namanya, hanya terkenang wajahnya. Ada teman yang melangkah bersama sejauh 1 mil saja. Ada yang bermil-mil. Ada juga yang bahkan kurang dari beberapa meter saja. Dan mungkin ada yang akan menemani seumur hidup. Banyak. Apalagi karakternya, mungkin sangat lengkap. Bahkan buku-buku psikologi atau humaniora pun belum sempat mencatatnya.


Aku hanya musafir. Inginku, tentu saja sama dengan kebanyakan orang. Mengunjungi tempat-tempat bersejarah, kota-kota indah dan desa-desa yang natural. Menapaki pegunungan, melintasi samudera, atau membelah hutan. Atau berpetualang ke negeri-negeri pusat peradaban.


Aku hanya musafir. Belajar dan mengajar adalah hal yang lumrah, bukan? Mencoba belajar dari banyak pengalaman orang-orang di sekitar. Luar biasanya, mereka tulus memberi pencerahan. Memang, ada saja yang mencari kesempatan dan keuntungan. Tapi biarlah. Bukankah niat masing-masing dari kita akan dicatat? Lalu kita akan diganjar sesuai dengan yang diniatkan.


Aku tetap takjub dengan orang-orang sederhana tapi ia selalu royal dalam memberikan ilmu tentang bagaimana melangkah dengan benar. Jika kita salah, ia tak langsung marah, karena ia sangat mengerti tentang proses. Prasangka baik dan doanya selalu membersamai kita. Jika kau temukan orang yang demikian,jangan pernah kau lepaskan. Jangan pernah kau tinggalkan. Ikat dengan erat. Bagaimana jika ia yang ingin meninggalkan kita? Rasanya jangan ragu-ragu untuk berkata: please, don’t leave me alone.


To be continued


Palembang, 23 Januari 2013 pk.06.24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anak hujan

anak hujan
ceria dibawah sentuhan manis sang hujan