Pages

Selasa, 12 Agustus 2014

HARGA

Oleh :Rika Januarita Haryati

Seorang temanku pernah bertanya, "kenapa ya pengen hidup lurus aja susah banget? Sedang kalau hidup di jalan yang sesat, kita bakal dimusuhin orang. Parahnya, bakal dikucilkan oleh teman-teman. Paling super duper parah, ya temannya cuma orang-orang sesat juga". Ia menutup komplainnya dengan cemberut, kepadaku. Ya, nasib. Jadi seolah-olah ia sedang 'marah-marah' kepadaku.

"Oh, my dear...", kataku kemudian. Panggilan demikian tentu saja akan meredam panas hatinya sekaligus akan membuat yang memanggil terlihat anggun, sabar, dewasa dan bijaksana. (halah..:))

"Apanya yang susah?", lanjutku kemudian. "Mungkin dengan susah-susah itu kita akan lebih menghargainya."

"Pernahkah Kau mengambil air dari sungai untuk diangkut pulang ke rumah? Aku yakin kau akan lebih menghargainya meski hanya seember dua ember. Kau akan menggunakannya dengan efektif. Tidak membuang-buangnya dengan sia-sia. Tapi coba Kau bandingkan saat di rumahmu telah tersedia ledeng. Air dapat mengalir deras dari keran. Tentu saja kita dapat menjadi boros dalam menggunakannya, tanpa perhitungan dan suka-suka saja. Mungkin kita tak akan merasa sayang pada air tersebut. Ibaratnya, jika Kau mandi dengan air yang Kau ambil dari sungai, dua ember saja sudah merasa cukup dan bersih. Bandingkan dengan saat mandi dengan air memenuhi bak yang mengalir dari keran. Satu bak habispun mungkin kau tak merasa sayang, merasa tidak apa-apa. Bukan begitu, my dear?

Ya, semua orang tahu bahwa setiap kesusahan akan melahirkan penghargaan yang tinggi. Mengapa nama Bukhari begitu terkenal hingga ke penjuru dunia? Karena ia adalah seorang pakar hadits. Bukan, bukan itu. Selain beliau, masih banyak pakar hadits lainnya. Ya karena dedikasinya terhadap keilmiahan hadits tersebut. Bersusah payah menemui para perawi hadits yang didengar dan dihafalnya. Menyeleksi keshahihan hadits. Bolak-balik dalam perjalanan meneliti hadits. Maka wajar jika generasi selanjutnya menyematkan namanya dengan tinta emas sejarah.Masya Allah.

Masih banyak sekali nama-nama keren lainnya yang akhirnya menjadi rujukan dalam tafsir Alquran ataupun hadits. Maka selanjutnya banyak bermunculan ulama-ulama yang mumpuni di berbagai lini kehidupan.

Segala hal di dunia ini ada harganya. Tinggal tingi atau rendah. Ataupun mahal atau murah.

"Bukan begitu, my dear"

Temanku memandang lama ke arahku sambil terdiam. Aku mengira dia akan bilang, "Teteh, matur nuhun..." atau justru komplain yang lain lagi. Eh, ternyata ia malah mencubit pipiku.

"Hei, selama aku dewasa, tidak pernah ada yang mencubit-cubit pipiku, kamu berani sekali", kataku sambil tersenyum dan ingin balas mencubitnya.

Palembang, 29 April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anak hujan

anak hujan
ceria dibawah sentuhan manis sang hujan